Hits: 105
Bahagia dan Syukur memenuhi perasaan Rahma Yunita, salah satu mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Perempuan yang akrab disapa Rahma meraih nilai A+ pada sidang akhir hinga menjadikannya lulusan terbaik ketiga di jurusan KPI dengan IPK 3,81.
Berasal dari keluarga Broken home sejak kelas 6 SD di usia yang sangat muda ia harus merasakan kepahitan di hidupnya namun itu tidak menjadikan Rahma terpuruk. Saat memasuki Madrasah Aliyah (MA) Rahma mulai kerja sambilan sebagai guru Tahfidz, ia sekolah sampai jam 3 sore lalu lanjut mengajar setelah habis magrib hal itu dilakukannya hampir setiap hari, ia juga sempat berjualan boneka hingga pernah membuatnya membawa 2 karung berisikan boneka pesanan teman-temannya di sekolah.
Ia mendapatkan beasiswa karena pernah mendapatkan juara 2 MTQ Tingkat Provinsi yang diselenggarakan di Kotabaru dan saat berkuliah di UIN Antasari, Rahma kembali mendapatkan beasiswa Baznas Nasional. Pada semester 2 Rahma kembali mengikuti MTQ namun kali ini di Tingkat Nasional, bahkan meraih juara pertama pada cabang lomba Syahril Quran. Pada semester 4, ia kembali mewakili UIN Antasari pada cabang lomba Syarhil Quran di Tingkat Nasional, dan masih banyak lagi kejuaraan yang ia ikuti.
Disela-sela perkuliahannya Rahma bekerja sebagai guru Tahfidz, penyanyi gambus dan penyair maulid habsyi, ia bahkan diminta menjadi pengajar di salah satu STQ (Sekolah Tilawah Al-Quran) yang ada di Banjarmasin. Ia juga aktif dalam satu organisasi Mahasiswa yang ada di FDIK, yaitu LDK As Syifa dan menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum hingga menjabat sebagai ketua akhwat.
Rahma mengatakan, jika motivasinya hingga bisa menjadi Wisudawati inspiratif ialah balas dendam, karena pernah dipandang sebelah mata oleh orang-orang. Balas dendam yang terbaik menurutnya ialah diam lalu melakukan segala proses dengan sebaik mungkin dan membuktikan bahwa dia bisa menjadi lebih baik lalu motivasinya yang kedua adalah sang mama, mama yang menjadi sumber pelita dikehidupannya, yang memberi nasihat untuknya yang suka mengeluh. Rahma memberikan gelarnya untuk sang mama, pelita hidupnya.
‘Seperti motto hidup saya, “Selagi bisa lakukanlah”, saya ingin menyampaikan kepada kawan-kawan agar melakukan semuanya sebaik mungkin selagi bisa agar kelak tidak ada penyesalan dan selalu yakin bahwa pertolongan Allah pasti ada. Semangat terus untuk kita semua, semoga Allah selalu memberikan kemudahan untuk kita mencapai tujuan.’ Ujar perempuan yang akan di Wisuda pada hari Sabtu, 21 September 2024 tersebut.
Editor: AL
Reporter: Jisa